Secara psikologis ada dua sifat yang kerap kali menghinggapi investor, yaitu takut (fear) dan tamak (greedy).
Menenentukan target pertumbuhan reksa dana.
Berdasarkan fakta yang ada, kita berpotensi menjadi takut ketika nilai investasi kita menurun atau modal kita menjadi sangat berkurang, sebaliknya kita berpotensi menjadi tamak ketika nilai investasi kita sedang meningkat secara signifikan.
Dalam kondisi sedang meraih untung, umumnya perasaan tamak terus menghantui sehingga dengan mudahnya investasi terus ditambah (kondisi high return high risk pun terlupakan) harapannya adalah mendapat keuntungan yang sebanyak mungkin. Jika ternyata untung maka kita tersenyum, namun sebaliknya jika rugi, hmm, tentu sangat menyesakkan hati. Nah pada kondisi seperti itulah investasi berubah menjadi spekulasi.
Sekali lagi untuk menghindari spekulasi dalam berinvestasi di sektor finansial, kita wajib menentukan 2 hal yakni:
1. Jangka waktu;
2. Target pertumbuhan minimal yang ingin dicapai.
Dengan melakukan dua hal di atas maka investasi yang dilakukan berada dalam jalur yang benar. Mengenai penjelasan penentuan jangka waktu telah dijelaskan pada artikel kami yang pertama.
Berikutnya untuk menentukan target pertumbuhan minimal, calon investor mutlak mengetahui pertumbuhan rata-rata dari reksa dana yang akan dipilihnya, di sini penulis membagi menjadi 4 (empat) kelompok besar reksa dana. Tabel berikut merupakan hasil olahan data dari seluruh performa reksa dana tersebut yang masih aktif di Indonesia:
Rata-rata pengembalian (return) reksa dana di Indonesia - data hingga 24 Agustus 2012
| ||||
RDPU
|
RDPT
|
RDC
|
RDS
| |
5.134%
|
12.401%
|
12.509%
|
16.225%
| |
rata-rata 1 tahun
|
rata-rata 3 tahun
| |||
Keterangan:
1. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU);
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT);
3. Reksa Dana Campuran (RDC);
4. Reksa Dana Saham (RDS);
5. Sampling data tingkat pengembalian (return) reksa dana (kecuali reksa dana pasar uang) diambil selama 3 tahun terakhir serta dihitung secara aritmatik menjadi rata-rata tahunan (data selama 3 tahun dibagi 3),data terakhir pertanggal 24 Agustus 2012.
Untuk lebih jelasnya kami memberikan contoh berikut dari seorang investor yang melakukan investasi di sektor finansial:
Seorang bapak berusia 30 tahun memiliki kebutuhan untuk meningkatkan kekayaannya sebagai berikut:
1. Ingin memberikan warisan kepada anaknya ketika kelak berusia 25 tahun sebesar minimal Rp 800 juta, usia anak saat ini 2 tahun;
2. Ingin memiliki modal usaha sebesar Rp 450 juta, 10 tahun dari sekarang.
Saat ini sang bapak memiliki deposito senilai Rp 25 juta yang dibagi menjadi Rp 10 juta untuk warisan dan Rp 15 juta untuk usahanya kelak.
Nah untuk mencapai keinginannya maka sang bapak wajib melakukan:
• Perhitungan investasi yang harus dilakukan setiap bulannya agar kebutuhan No. 1 dan No. 2 dapat tercapai, adalah sebesar:
o Rp 132.000 selama 23 tahun agar tersedia dana sebasar Rp 800 juta;
o Rp 1.250.000 selama 10 tahun agar tersedia dana sebesar Rp 450 juta;
o Jadi total dana yang harus di investasikan pada reksa dana setiap bulan dalah sebesar Rp 1.382.000.
Agar mudah silahkan melihat dalam bentuk tabel:
Untuk Warisan:
Jumlah yang sudah tersedia saat ini
|
Rp 10,000,000.00
| ||
Waktu yang tersedia untuk investasi
|
23 Tahun
| ||
Target investasi Anda 23 tahun yang akan datang
|
Rp 800,000,000.00
| ||
Target hasil investasi (minimal per tahun)
|
16.225%
| ||
Pajak (per tahun)
|
0.00%
| ||
Target hasil investasi bersih (minimal per tahun)
|
16.225%
| ||
Besar investasi Anda setiap awal bulan
|
Rp 131,919.30
|
Untuk Modal Usaha:
Jumlah investasi Anda saat ini
|
Rp 15,000,000.00
| ||
Waktu yang tersedia untuk investasi
|
10 Tahun
| ||
Target investasi Anda 10 tahun yang akan datang
|
Rp 450,000,000.00
| ||
Target hasil investasi (minimal per tahun)
|
16.225%
| ||
Pajak (per tahun)
|
0.00%
| ||
Target hasil investasi bersih (minimal per tahun)
|
16.225%
| ||
Besar investasi Anda setiap awal bulan
|
Rp 1,246,700.92
|
Catatan:
Perhitungan investasi di atas adalah berdasarkan hasil perhitungan dalam ‘Aplikasi TGRM untuk Menggapai Kekayaan’ (Aplikasi diberikan gratis kepada pembaca Kompas.com dengan cara melakukan add PIN BB 29788928 atau SMS ‘Aplikasi TGRM’ kirim ke 0816 132 4712).
Kemudian bagaimana kita dapat memilih produk dan perusahaan reksa dana dengan tepat?, berikut adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh investor pemula:
1. Return atau tingkat pengembalian yang merupakan kinerja reksadana secara historis harus optimal, sesuai dengan tingkat risiko yang dihadapinya, contoh Reksa Dana Saham (RDS) lebih berisiko dibanding dengan Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT), namun Reksa Dana Pendapatan Tetap lebih berisiko dari Reksa Dana Pasar Uang (RDPU). Tolok ukur (Benchmark) return harus relevan dengan jenis reksadana tersebut, contoh:
• IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dengan RDS;
• Indeks Obligasi Pemerintah dengan RDPT;
• Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan RDPU
Jadi Anda dapat menanyakan kepada wakil agen penjual reksa dana tersebut mengenai tolok ukur versus kinerja reksa dana yang akan kita pilih tersebut.
2. Sharpe Ratio (SR), rasio ini berfungsi untuk mengukur konsistensi dari kinerja returndalam kurun waktu yang relatif panjang. Selain itu, Anda juga perlu menanyakan Standar Deviasi (SD). Secara awam SD adalah cerminan risiko di reksa dana tersebut secara historis, jadi SD semakin rendah berarti reksa dana relatif tidak terlalu berisiko, sedangkan SR semakin tinggi berarti kinerja relatif lebih baik. Jika ingin mengetahui lebih dalam mengenai metode Risk and Return, ini silakan dipelajari di sini: http://www.efmoody.com/investments/sharperatio.html
3. Untuk melihat tingkat kepercayaan nasabah ada baiknya membeli reksa dana yang dikeluarkan oleh Manajer Investasi (MI) yang telah mempunyai Dana Kelolaan atau Asset Under Management (AUM) 10 terbesar di Indonesia, silakan anda melakukan browsing via internet untuk mengetahuinya. Namun, ini bukan suatu hal yang mutlak karena AUM berbanding lurus dengan lamanya produk atau perusahaan tersebut beroperasional di Indonesia.
4. Biaya, perhatikan biaya masuk (subscription), biaya managemen, biaya switching (jika ada) serta biaya keluar (redemption). Biaya bukan sekedar pernik, tetapi dapat mempengaruhi pertumbuhan aset Anda secara jangka panjang.
Setelah kita mengetahui bagaimana memilih perusahaan dan produk reksa dana yang tepat maka langkah selanjutnya adalah melakukan implementasi atas perhitungan dan seluruh perencanaan serta analisa-analisanya.
Sebagai informasi implementasi reksa dana dapat dilakukan pada beberapa pintu masuk yakni:
1. Perusahaan Manajer Investasi secara langsung;
2. Bank sebagai Agen Penjual Reksa Dana.
Demikian pembaca yang bijak, tanpa implementasi investasi Anda tidak akan menjadi kaya karena seseorang akan menjadi kaya melalui investasi bukan sebaliknya kita menunggu menjadi kaya dahulu baru melakukan investasi. Selamat melakukan implemantasi investasi Anda. (bersambung)
--
Taufik Gumulya, CFP
Wealth & Financial Planner pada TGRM Perencana Keuangan
Kompas.com Kamis, 13 September 2012 | 07:34 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar